Adanya Ratusan Lokasi Padat Karya P3TGAI Kementerian PU Di NTB Banyak Manfaat Untuk Petani

Avatar photo
Petani melakukan pekerjaan padat karya dari Kementerian PU ( foto: birkom pu)
Petani melakukan pekerjaan padat karya dari Kementerian PU ( foto: birkom pu)

Sumbawa,SPN – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus memperluas pelaksanaan program padat karya Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) sebagai langkah nyata mendukung swasembada pangan yang menjadi prioritas pemerintahan. Program ini difokuskan pada perbaikan dan peningkatan saluran irigasi tersier di berbagai daerah sentra pertanian, salah satunya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

“P3TGAI bukan hanya membangun saluran irigasi, tetapi juga memberdayakan masyarakat desa. Petani menjadi pelaku sekaligus penerima manfaat, sehingga mereka merasakan langsung hasil kerja kerasnya,”kata Menteri PU Dody Hanggodo.

Pada Tahun Anggaran 2025, secara nasional program P3TGAI dialokasikan sebesar Rp1,8 triliun untuk 8.000 lokasi. Khusus di Provinsi NTB, program P3TGAI Tahap 1 tersebar di 282 lokasi dengan target menyerap 3.980 tenaga kerja.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara I, Eka Nugraha Abdi mengatakan bahwa program ini sepenuhnya untuk masyarakat. Selain memperkuat ketahanan pangan, P3TGAI juga memberi manfaat langsung kepada masyarakat desa melalui sistem padat karya, yang membuka lapangan kerja sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.

“Kegiatan P3TGAI ini murni untuk masyarakat, dan Balai hanya melakukan pemantauan. Pengelolaan maupun pengerjaannya dilakukan langsung oleh masyarakat, sehingga manfaatnya lebih terasa,” kata Eka Nugraha di Sumbawa, Rabu (24/9/2025)

Baca Juga :  Inpres Percepatan Pembangunan Gudang/Gerai Kopdes Sudah Masuk Tahap Finalisasi

Dengan perbaikan saluran irigasi tersier, diharapkan distribusi air ke lahan pertanian lebih lancar sehingga produktivitas meningkat. Salah satu penerima manfaat program P3TGAI di NTB berada di Desa Perung, Kecamatan Penyuk. Kepala Desa Perung Syafruddin, mengungkapkan program ini sangat membantu masyarakatnya.

“Lebih dari 75 persen dari total 3.074 jiwa warga kami adalah petani, dengan lahan pertanian sekitar 300 hektare. Dulu setiap musim tanam kami harus gotong royong memperbaiki saluran tanah yang sering jebol. Sekarang saluran sudah permanen dengan pasangan batu, jauh lebih terjamin,” tutur Syafruddin.

Salah satu petani Desa Perung, Suwardi, juga menyampaikan manfaat langsung mendapat aliran air irigasi yang lebih baik. Selain itu Suwardi juga menyampaikan menerima pendapatan tambahan karena ikut bekerja sebagai tukang dalam pembangunan saluran.

“Sebelum ada pasangan batu, air selalu merembes ke kiri-kanan, jadi banyak yang terbuang. Sekarang aliran lebih lancar sampai sawah. Alhamdulillah saya juga dapat tambahan penghasilan dari kerja sebagai tukang di proyek ini,” ujar Suwardi.