Sengketa Gugatan Diskriminasi Kelapa Sawit Dimenangkan Indonesia Atas Uni Eropa

Avatar photo
Kebun Sawit (Foto : Istimewah)

Jakarta, SPN : Sengketa Gugatan Diskriminasi Kelapa Sawit Dimenangkan Indonesia Atas Uni Eropa .Hal tersebut dinilai Ketua MPR, Edy Soeparno akan menjadi bukti keberhasilan diplomasi Presiden Prabowo.

Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno menilai kemenangan Indonesia atas Uni Eropa dalam sengketa dagang diskriminasi kelapa sawit di World Trade Organization (WTO), menunjukkan diplomasi internasional Presiden Prabowo Subianto mulai memberikan hasil positif. Eddy meyakini kemenangan di WTO tersebut berkaitan dengan terobosan diplomasi macanegara Prabowo dalam beberapa waktu terakhir, yang akhirnya berhasil memperkuat posisi Indonesia dalam dinamika politik global.

“Termasuk dalam hal ini, bargaining position Indonesia di tengah semakin meningkatnya eskalasi perang dagang AS-China dan sekutunya,” ucapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu (19/1/2025). Tak hanya itu, Edy yakin bahwa kemenangan tersebut menjadi hasil yang baik guna mewujudkan ketahanan dan kedaulatan energi di Indonesia.

Kemudian , dengan ini memperlihatkan Indonesia sepenuhnya adalah negara berdaulat yang tidak bisa didikte oleh nergara manapun. “Kemenangan di WTO membuka jalan bagi pengembangan biodiesel berbasis kelapa sawit yang selama ini mendapatkan diskriminasi dari Uni Eropa, sekaligus memperluas pasar di negara-negara emerging market lainnya,” kata Eddy.

Lebih lanjut, dalam pengembangan kelapa sawit ke depannya, terus mendorong penggunaan biodiesel B40 dilanjutkan B50 dan bauran penggunaan energi terbarukan lainnya. “Seperti biofuel dan bioavtur, agar sektor transportasi menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, sekaligus mengurangi impor BBM,” kata Edy.

Tidak lupa, menurutnya,v hal yang harus menjadi perhatian dalam pengembangan kelapa sawit adalah tetap memperhatikan dan melaksanakan kaidah-kaidah keberlanjutan sesuai Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO). “Hal ini dilakukan untuk tetap meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia. Serta ikut berpartisipasi dalam rangka memenuhi komitmen Presiden Prabwo untuk mengurangi gas rumah kaca dan mencapai target NZE di 2060 mendatang,” jelas Edy