Bangunan Gedung Ponpes Tremas Pacitan Di Cek Keandalannya Oleh Kementerian PU

Avatar photo
Dirjen Ciptakarya,Dewi Komistriana saat meninjau Ponpes Tremas Pacitan Jawa Timur ( foto: birkom pu)
Dirjen Ciptakarya,Dewi Komistriana saat meninjau Ponpes Tremas Pacitan Jawa Timur ( foto: birkom pu)

Pacitan,SPN – Setelah melakukan pengecekan keandalan bangunan gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang dan Ponpes Lirboyo Kota Kediri, Dirjen Cipta Karya Kementerian PU, Jumat lalu melakukan peninjauan ke Ponpes Tremas di Kabupaten Pacitan.

Peninjauan ini dilakukan sebagai bagian dari langkah pemerintah untuk memeriksa kelayakan bangunan gedung terkait keandalan dan keselamatan bangunan pesantren di berbagai daerah. ” Utamanya adalah bangunan yang sudah tua lebih dari 100 tahun serta memiliki lebih dari 1.000 santri dan memiliki bangunan 4 lantai.” Ujar Dirjen Dewi dalam siaran persnya ,Minggu (12/10/2025).

Dirjen Cipta Karya Kementerian PU Dewi Chomistriana membenarkan dirinya telah mengunjungi beberapa Pesantren di Jawa Timu “Kami dari Ditjen Cipta Karya melakukan kunjungan ke ponpes yang ketiga, setelah Jombang dan Kediri. Agenda kami adalah melakukan pengecekan terhadap keandalan bangunan pondok pesantren, baik asrama, masjid, maupun fasilitas lainnya.”

Pondok Pesantren Tremas memiliki nilai sejarah tinggi karena sudah berdiri sejak tahun 1820. Bangunan di pondok pesantren tersebut sudah berusia lebih dari dua abad, sehingga memerlukan audit teknis secara menyeluruh. “Karena usia pondok sudah sangat tua, kami tentu perlu melakukan pengecekan keandalan bangunan secara detail,” kata Dirjen Dewi.

Baca Juga :  Inpres Percepatan Pembangunan Gudang/Gerai Kopdes Sudah Masuk Tahap Finalisasi

Selain memeriksa bangunan lama, Kementerian PU meninjau proyek pembangunan kompleks madrasah baru di kawasan pesantren tersebut. Dirjen Dewi mengapresiasi pelaksanaan konstruksi yang dinilai sudah memenuhi standar teknis.

“Secara umum pelaksanaan pembangunannya sudah baik. Kaidah-kaidah teknis sudah diterapkan, bahkan pekerja yang terlibat sebagian sudah bersertifikat dan pernah bekerja di proyek jalan tol,” kata Dirjen Dewi.