*  

Gubernur Maluku: Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Pulau Sangat Tinggi

Avatar photo

Ambon, SPN – Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, mengakui adanya disparitas harga bahan pokok yang tinggi antara Ibukota Daerah dengan wilayah lainnya di Maluku.

Hal ini disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Wilayah Indonesia Timur di Jakarta, pada Jumat (16/5/2025).

Dalam paparannya, Gubernur Maluku mengakui bahwa disparitas harga bahan pokok antara Ibukota Daerah dengan wilayah perifer di Maluku cukup tinggi.

Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa (tengah) Mengikuti Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Wilayah Indonesia Timur di Jakarta
Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa (tengah) Mengikuti Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Wilayah Indonesia Timur di Jakarta (foto : Istimewa)

Sebagai contoh, harga beras medium di Ambon yang dijual Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp. 13.500/kg, di daerah perbatasan seperti beberapa wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Aru dan Maluku Tenggara, dijual dengan harga Rp. 23.000 hingga Rp. 30.000/kg, begitu juga dengan gula yang dijual di Ambon Rp. 18.500 (HET), dijual dengan kisaran yang sama dengan harga beras di wilayah perifer tersebut.

Baca Juga :  Kementerian PU Percepat Penyelesaian Tol Betung – Tempino – Jambi Seksi Tempino – Interchange Ness

Untuk mengatasi disparitas harga tersebut, Gubernur menyampaikan sejulah poin penting yang perlu dipertimbangkan dengan serius di Maluku, antara lain, perlu penyeragaman harga bahan pokok untuk daerah kepulauan melalui kebijakan bahan pangan pokok satu harga di wilayah Provinsi Maluku.

Subsidi transportasi dan distribusi bahan pangan pokok perlu ditingkatkan baik yang bersumber APBN maupun APBD serta kerjasama aktif antara pusat, daerah, instansi vertikal TNI/Polri dalam rangka menghadirkan negara ditengah-tengah Masyarakat.