Jakarta, SPN – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyatakan siap mendukung rencana pembangunan giant sea wall atau tanggul raksaksa yang diharapkan menjadi solusi ampuh bagi terjadi bencana banjir rob akibat abrasi dan penurunan tanah.
“Kami siap mendukung rencana pembangunan giant sea wall guna mengatasi banjir rob akibat abrasi dan penurunan tanah,” ujar Menteri PKP, Maruarar Sirait pada Rapat Koordinasi Penanganan Banjir dan Perlindungan Pesisir di kantor Kementerian Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Rabu (19/3/25).
Menteri PKP menyatakan, Kementerian PKP siap mendukung kebijakan Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mengambil langkah strategis, sebagaimana amanat Presiden Prabowo bahwa negara harus hadir untuk menjawab setiap persoalan yang dihadapi masyarakat.
Lebih lanjut, Menteri PKP juga mengusulkan agar dalam pembangunan giant sea wall memiliki konsep yang utuh sehingga bisa menarik investor baik dari dalam dan luar negeri serta memperhatikan aspek lingkungan, pembiayaan, partisipasi publik serta dasar hukum serta peraturan sekaligus desain yang baik.
“Dalam pembangunan giant sea wall tetapi tidak boleh reaksioner, harus memiliki konsep komprehensif, dan pelibatan masyarakat adalah kunci keberhasilan setiap kebijakan yang akan dilaksanakan,” terang Menteri PKP.
Pembangunan giant sewa wall, imbuh Menteri Ara, tentu bisa menjadi pintu masuk investasi yang bisa dipertimbangkan oleh investor baik dari dalam dan luar negeri. Selain itu dari aspek lingkungan, Menteri Ara menyatakan juga harus digarisbawahi manfaat bagi negara dan bagi rakyat. Hal itu karena giant sea wall akan dibangun dari ujung ke ujung serta harus diantisipasi relokasi hunian masyarakat.
“Jadi membuat satu desain yang utuh ini mungkin kalau saran saya boleh dari Bappenas, tapi juga harus membuka ruang untuk konsultan-konsultan yang bagus dari kelas-kelas dunia seperti Belanda atau Dubai sehingga bisa punya perencanaan hal-hal yang baik itu bisa kita ambil dari sana.”
Belum lagi soal lingkungan, jadi aspeknya cukup banyak ada pembiayaan, lingkungan, tata ruang, kemudian kasih ruang juga partisipasi publik untuk memberikan pemikiran dan gegasannya serta sosialisasi yang baik,” kata Menteri Ara.