“Kalau kita akan menekuni satu hal yang baru, pertama kita harus punya imajinasi dulu. Einstein itu bilang imajinasi itu lebih penting daripada ilmu pengetahuan. Jadi imajinasi itu dipicu oleh pendidikan seni, baik seni musik, visual maupun seni tari,“ imbuhnya.
Yayasan yang ia dirikan memberikan banyak ilmu pengetahuan mengenai musik klasik bagi anak-anak yang kurang mampu secara gratis dengan kegiatan memberikan pelatihan dan juga meminjamkan instrumen untuk dibawa pulang agar lebih leluasa anak-anak berlatih.
Dikenal dengan kiprah musik klasik ini, Ananda membagikan kiprahnya untuk anak-anak Indonesia dengan mengajarkan banyak hal tentang sejarah dan kebudayaan nusantara serta melestarikannya hinga dikenal dunia.
Di dalam karya-karyanya, ia juga sering mengalihwahanakan berbagai karya seni seperti lukisan dan karya sastra ke musik.
Ia juga dikenal sebagai tokoh penting dalam genre Tembang Puitik di Indonesia, dengan lebih dari 500 karya berdasarkan puisi-puisi penyair berbahasa Spanyol, Inggris dan Indonesia.
“Kebudayaan itu penting banget, kita ngak boleh ngak ngerti akan lagu-lagu daerah kita dan sayangnya di zaman sekarang masih minim anak muda mengenal pengetahuan kebudayaan baik dari segi musik,dan tari .Pemerintah harus lebih serius dalam menangani hal itu, “pungkas Ananda yang tampil bersama para pemenang Kompetisi Piano Nusantara Plus 2024 dan Ananda Sukarlan Award di pembukaan Art Connextions 19 Januari lalu.
Para pemusik muda berbakat tersebut adalah soprano Freya Murti Pramudita, pemain biola Veeshan Nathaniel Tandino dan dua pianis Michael Anthony dan Samuel Dazhill.(Lasman)