Sebagai kata penutup ,dikutip puisi berjudul:
SEPI 22
Karya Octavianus Masheka
ibu,
membaca dirimu
adalah membaca bentangan sejarah cinta kasih sayang tak bertepi
bagai gelora laut biru dalam tak terukur
bagai sepoi angin menyapa tiada henti
kesetiaan
merawat dan membesarkan
hingga tumbuh berkembang
adalah wujud janjimu
walau sakit duri kehidupan
menghadirkan nanah dan luka darah
menyakiti jiwa raga
kau tetap tegar melangkah
tak lekang karena panas
tak lapuk karena hujan
abadi sepanjang masa
sepi
beri aku air
pembasuh kaki ibu
aku minum
sebagai anggur kesejukan jiwa
Tangerang,16.11.21.
(Lasman )







