Enam Puisi Pilihan Terbaik
Sementara itu di bawah ini sejumlah karya puisi Pulo Lasman Simanjuntak, penyair yang karya puisinya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal dan 35 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.
Karya puisinya juga telah sejak tahun 1980-2024 telah dimuat pada 23 media cetak (koran, suratkabar mingguan, dan majalah) serta tayang (dipublish) di 238 media online (website).Dalam tiga tahun terakhir ini karya puisinya juga telah “go internasional” sampai ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Republik Demokratik Timor Leste, Bangladesh, dan terakhir India.
SajakSajak Pilihan Awal Tahun 2025
Pulo Lasman Simanjuntak
DARI BENUA LAIN
dari benua lain
kucuri jejak membatu
kemarau pecah di tangan kiri
seperti suara riuh
pesta rakyat semu
masihkah engkau bermukim di situ ?
matahari melepuh
dalam sajakmu
tak mampu lagi meninju jasadku
“aku datang tanpa topeng, seperti dulu kita pernah memburu para pekerja malam di pinggir kotamu.”
lama engkau sodorkan sumur-sumur subur
menggairahkan cuaca yang surut
dalam permainan kata
permainan makna
di depan pintu gerbang itu
sepiku terperosok
ke dalam selokan
kurenangi tangis
sungai keruh
bulan menganga
bintang-bintang terjaga
di pintu halaman rumahmu
aku berlari kencang
membawa salib
jati diri
tak bertemu
jarak tegak
berkilometer tangisan sudah kusentuh
ratusan perjudian liar
sudah kukunyah
sampai kenyang
dari hotel berbintang tiga
turun lagi ke jagad sejati
sepucuk surat genap
melenyapkan angan debat yang purba
Jakarta , Juli 1997
RUMAH MUNGIL TANAH MERDEKA
rumah mungil tanah merdeka
di sini puisiku bernyanyi
bersama santi
berwajah matahari
disodorkan busana
warna putih
masa kanak-kanak
lalu memanjang
membentur pohon rambutan
porselen antik
jadi perhiasan mati
hanya wajah Yesus
ada di jantung kami
sehingga apa saja
tergenang dalam sejarah
dalam rumah tua
boneka panda di kursi, patung porselen, kelinci putih menggelinding dari matahari tuli
nikmat kami menghitung hari-hari
tak pernah tertulis
dalam almanak
lalu kami menembus hujan lebat
sore hari
mengumpulkan sunyi seperti bakteri
cinta birahi liar
jadi penyakit kelamin
lelaki insomnia
setengah hati
Jakarta, Rabu, 31 Agustus 2022
TUNTAS
duka siapa mau menyergap
di rimba kamarmu
sejarah berterbangan
tak pernah bercumbu
dengan matahari pagi
hanya sepotong roti tua
disuguhkan pria perkasa
bersenjatakan roh ketakutan
digelar di meja judi
tertangkap angin jahat
pada tiap dinihari
kini kita saling menjaga jarak
ruang dan waktu
tak pernah lagi saling bertemu