PDDI DKI Jakarta Minta Warga Ibu Kota Bantu Korban Banjir dan Longsor di Tiga Provinsi Sumatra

Avatar photo

Jakarta, SPN — Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) DKI Jakarta menyerukan ajakan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Ajakan ini disampaikan menyusul rangkaian banjir dan tanah longsor yang menerjang tiga provinsi tersebut dalam kurun 21 hingga 25 November 2025.

PDDI menilai, bencana yang terjadi hampir berurutan ini memperlihatkan tingginya kerentanan kawasan terhadap cuaca ekstrem dan perlunya respons cepat dari berbagai pihak, termasuk masyarakat Jakarta sebagai salah satu pusat gerakan kemanusiaan nasional.

Musibah pertama tercatat di Sumatera Barat pada 21 November 2025, ketika hujan deras berkepanjangan memicu banjir bandang sekaligus longsor di beberapa kawasan. Dampak kerusakan meluas hingga ke permukiman, fasilitas umum, dan sejumlah jalur transportasi utama.

Dua hari sesudahnya, 23 November 2025, Sumatera Utara mengalami banjir besar akibat kondisi cuaca yang serupa. Genangan meluas di berbagai kecamatan dan memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka demi keselamatan.

Tak berselang lama, Aceh turut terdampak bencana pada 25 November 2025. Hujan lebat disertai badai memicu banjir di sejumlah titik dan menyebabkan tanah longsor pada daerah perbukitan. Infrastruktur dasar dan akses pelayanan publik banyak yang terdampak.

Menanggapi situasi itu, Ketua PDDI DKI Jakarta Irjen Pol (P) Drs. Pudji Hartanto Iskandar, M.M., menyampaikan duka dan mengajak warga Ibu Kota memberikan dukungan bagi para penyintas. “Kami menyampaikan duka mendalam atas musibah yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Ini bukan hanya tragedi lokal, tetapi duka seluruh bangsa,” ujar Pudji.

Pudji meminta masyarakat Jakarta untuk menunjukkan solidaritas melalui bantuan yang terkoordinasi. “Kami mengajak masyarakat, pendonor darah, dan jaringan relawan untuk turut membantu. Dalam kondisi seperti ini, gotong royong menjadi fondasi utama pemulihan,” katanya dalam pernyataan tertulis.

Ia menegaskan bahwa PDDI siap bekerja sama dengan PMI dalam mengkoordinasikan penyaluran bantuan. Kedua lembaga disebut memiliki peran saling melengkapi dalam mendukung warga terdampak bencana, terutama dalam fase tanggap darurat.

PDDI menyebut kebutuhan utama saat ini meliputi donasi dana, distribusi logistik, kebutuhan dasar seperti pangan dan obat-obatan, serta dukungan pemulihan pascabencana. Bantuan tersebut diperlukan untuk memastikan proses pemulihan sosial dan infrastruktur berjalan optimal.

Pudji juga mengingatkan masyarakat untuk menyalurkan donasi melalui lembaga resmi seperti PMI guna memastikan pertanggungjawaban dan tata kelola bantuan berjalan transparan. Ia menilai jalur formal meminimalkan potensi penyelewengan dan memastikan bantuan tiba di wilayah yang membutuhkan.

Gerakan solidaritas ini diharapkan melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk komunitas pendonor darah yang selama ini aktif dalam kegiatan kemanusiaan. PDDI menilai peran mereka krusial dalam memperluas dukungan publik.

Dalam penutup pernyataannya, PDDI mengapresiasi masyarakat yang telah menunjukkan kepedulian sejak awal bencana terjadi. “Solidaritas yang terbangun akan menjadi kekuatan bagi para penyintas melewati masa sulit dan memulai kembali kehidupan,” ujar Pudji.

PDDI memastikan akan terus melakukan pemantauan perkembangan dan berkoordinasi dengan jejaring PMI sebagai bagian dari komitmen jangka panjang dalam mendukung penanganan bencana di Indonesia.