Fanatisme suporter sepakbola Indonesia kembali membuktikan bahwa Timnas Garuda memiliki dukungan luar biasa di setiap langkahnya. Menjelang laga krusial kontra China pada 5 Juni 2025 mendatang, Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) dipastikan akan dipadati lautan merah putih. Tiket yang dilepas ke publik, mulai dari harga Rp300 ribu hingga Rp1,75 juta, telah ludes terjual beberapa hari sebelum pertandingan digelar.
Dari tribun ekonomi di sisi utara dan selatan yang dibanderol Rp300-500 ribu, tribun timur dan barat seharga Rp600 ribu hingga Rp1,25 juta, hingga kategori VIP senilai Rp1,75 juta, seluruhnya habis tak bersisa. Euforia publik pecinta sepakbola Tanah Air terlihat luar biasa. Bahkan, antrean panjang dan perburuan tiket masih terjadi, terutama dari calon penonton luar kota yang berharap adanya tambahan kuota penjualan.
Sementara itu, situasi kontras terlihat dari kubu lawan. Timnas China yang akan menjadi tamu dalam laga hidup-mati tersebut, dilaporkan tetap tenang dan minim tekanan publik. Namun bagi Indonesia, laga ini bukan hanya soal tiga poin, tapi harga diri dan mimpi besar menuju Piala Dunia 2026 yang semakin nyata di depan mata.
Meski demikian, Timnas Indonesia harus menjalani laga penting ini tanpa dua pilar utama mereka: Maarten Paes dan Marselino Ferdinan. Kedua pemain harus absen akibat akumulasi dua kartu kuning, dan dipastikan tidak bisa membela skuad Merah Putih dalam laga penentu di Grup C zona Asia tersebut.
Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pelatih kepala Patrick Kluivert. Pelatih asal Belanda itu hanya bisa mendaftarkan 23 pemain dari total 32 nama yang sempat dipanggil dalam persiapan. Sembilan pemain lainnya harus rela tersingkir karena regulasi FIFA yang membatasi jumlah pemain dalam daftar resmi pertandingan.
Namun, Kluivert tak gentar. Ia memastikan bahwa Timnas Garuda tetap solid dan siap tampil maksimal. Menurutnya, semua pemain yang dipilih merupakan talenta terbaik di posisinya masing-masing, dan siap menerjemahkan strategi permainan yang telah disusun selama masa persiapan.
“Saya tahu antusiasme masyarakat Indonesia sangat besar. Mereka layak mendapatkan penampilan terbaik. Meski dua pemain absen, kami punya kedalaman skuad yang bisa diandalkan. Saya percaya, hasilnya tidak akan mengecewakan publik,” ujar Kluivert dalam sesi jumpa pers usai latihan resmi tim di GBK, Senin sore (2/6).
Kluivert juga menegaskan bahwa timnya sudah melakukan analisis mendalam terhadap kekuatan China. Ia menilai lawan yang akan dihadapi memiliki organisasi permainan yang rapi dan disiplin tinggi. Namun, Indonesia disebut memiliki keunggulan pada sisi kreativitas dan kecepatan, terutama jika mampu mengontrol ritme permainan sejak menit awal.
Laga melawan China menjadi krusial karena merupakan penentu langkah Indonesia menuju putaran final zona Asia. Saat ini, Indonesia masih berada di posisi kedua Grup C dengan perolehan poin yang sangat ketat. Setelah menjamu China di GBK pada 5 Juni, skuad Garuda akan menjalani laga terakhir fase grup dengan bertandang ke Jepang pada 10 Juni mendatang.
Dua pertandingan ini diprediksi akan berlangsung ketat, penuh tekanan, dan emosional. Namun, kepercayaan tinggi dari publik serta determinasi para pemain menjadi senjata utama Indonesia. Dukungan dari 80 ribu lebih penonton di GBK diharapkan menjadi bahan bakar semangat yang dapat mendorong tim meraih hasil maksimal.
Masyarakat pecinta sepakbola kini menanti bukan hanya kemenangan, tetapi juga performa yang membanggakan. Patrick Kluivert dan skuadnya tahu betul bahwa mereka membawa harapan jutaan rakyat Indonesia—yang mendambakan sejarah baru: lolos ke Piala Dunia 2026. Dan bagi Kluivert, satu hal yang pasti: ia tak ingin mengecewakan publik sepakbola Indonesia.