OMAN DAN INDONESIA TERSINGKIR DARI PIALA DUNIA

Avatar photo

Oman kesebelasan pertama yang angkat koper disusul Indonesia. Oman digrup A nilai 1 hasil main imbang lawan Qatar dan ditekuk Uni Emirat Arab 1 – 2. Sedang Indonesia di Grup B pupus harapannya setelah dua kali tampil distadion King Abdullah Jeddah kalah. Indonesia kalah 2 – 3 dari Arab Saudi serta juga kebobolan satu gol dari Irak.

Tersingkirnya dua timnas Oman dan Indonesia, sudah diprediksi para pengamat sebelum bertanding. Prediksi para pengamat berdasarkan lokasi stadion yang oleh FIFA dibagi dua lokasi dan pengaturan jadwal pertandingan. Grup A terdiri dari Qatar, Oman dan Uni Emirat Arab bertanding di Qatar. Grup B Arab Saudi, Indonesia, Irak bertanding di stadion King Abdullah Jeddah Arab Saudi. Pengaturan jadwal bertanding terasa juga tidak adil. Oman yang berlaga tanggal 8 Oktober serta Indonesia tanggal 9 Oktober masing-masing melawan tuan rumah, hanya istirahat masing-masing dua hari harus tanding lagi. Oman lawan UEA dan Indonesia menghadapi Irak. Sementara Qatar dan Arab Saudi baru turun kelapangan lagi setelah masing-masing istirahat 6 hari. Jadi untuk maju keputaran final Piala Dunia 2026 yang diatur lolos dari zona Asia sudah terbaca jauh sebelum kompetisi.

Wasit Ma Ning Terindikasi Jadikan Indonesia Gagal Maning

Menit ke-30 babak kedua tendangan berkelas pemain Irak Iqbal kepojok gawang Indonesia penentu kemenangan. Kiper Marteen Paes yang coba menghalau tendangan itu tak berhasil dan gawangnya kebobolan. Pertandingan memang seakan tidak berpihak pada timnas Garuda. Pemain besutan Patrick Kluivert bersama Alex Pastoor sebenarnya pada babak pertama bermain taktis dab agresif. Minggu dinihari itu distadion King Abdullah Jeddah, Jay Idzes dan timnya mampu berkali-kali menekan pertahanan lawan. Pemain berkali-kali mampu melakukan _pressing_ melalui lini tengah yang bermain cepat dan rapi. Namun _finishing_ selalu kandas. Irak asuhan Graham Arnold ini yang bermain seperti gaya Eropa hampir frustasi. Permainan Irak yang efektif dibabak pertama itu sempat sulit berkembang,

Babak kedua, Grahan Arnold mengganti empat pemain. Pola 4 – 3 – 3 dipertahankan tetapi dengan masuknya Iqbal cs berhasil membalikkan keadaan. Barisan penyerang Irak ganti sering bikin kelabakan pertahanan. Gol tunggal hasil sepakan Iqbal tidak merubah kondis. Irak menang 1 – 0 atas Indonesia sampai wasit Ma Ning asal China meniup peluit panjang akhir pertandingan.

Kekalahan dipertandingkan hidup – mati Minggu dinihari membuat kecewa pemain _offisial_ dan 70% rakyat Indonesia pecinta sepakbola. Penyebabnya selain kelakuan drama pemain Irak seakan kesakitan juga sikap juru pengadil wasit dilapangan. Wasit Ma Ning asal China yang baru dapat lisensi pimpinan pertandingan kelas duina tahun 2021, terasa kurang bijak. Sekalipun wasit tidak melakukan cek VAR bila ada protes pemain Indonesia. Itu beberapa kali terjadi dan yang paling nampak ketika Kevin Diks diganjal keras oleh pemain Irak. Wasit enggan mengecek VAR monitor pertandingan. Dari kekalahan dironde keempat ini Indonesia setidaknya harus menunggu empat tahun lagi untuk bisa main di Piala Dunia.