Ambon, SPN – Pembakaran Obor Pattimura merupakan ritual adat yang sakral untuk mengenang perjuangan Kapitan Pattimura melawan penjajahan Belanda di Maluku.
Setiap tanggal 14 Mei, masyarakat Maluku melakukan prosesi pembakaran obor di Gunung Saniri, Saparua, yang menjadi simbol semangat perjuangan Pattimura dan para pejuang lainnya.
Makna di Balik Pembakaran Obor Pattimura adalah untuk mengenang Perjuangan Pattimura. Pembakaran obor Pattimura menjadi simbol semangat perjuangan melawan penjajahan Belanda di Maluku.

Proses pembakaran obor dilakukan secara tradisional dengan menggosok dua bilah bambu untuk menghasilkan titik api yang kemudian digunakan untuk menyalakan obor induk dan obor pendamping.
Pembakaran Obor Pattimura, guna menginspirasi Generasi Muda. Perayaan ini menjadi momentum untuk mengenang jasa Pattimura dan meningkatkan kesadaran nasionalisme di kalangan generasi muda Maluku.
Setelah pembakaran obor, dilakukan pawai obor dari Pulau Saparua ke Pulau Ambon.
Rombongan menyinggahi beberapa desa dan tempat bersejarah, seperti Benteng Duurstede di Saparua.
Prosesi ini menjadi simbol persaudaraan dan solidaritas masyarakat Maluku dalam mengenang perjuangan Pattimura.
Dengan demikian, pembakaran Obor Pattimura bukan hanya sekedar ritual adat, tetapi juga menjadi simbol semangat perjuangan dan kesadaran Nasionalisme bagi masyarakat Maluku, terutama Generasi Muda.
Peringatan Hari Pattimura biasanya dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 15 Mei.