Menteri PU: Komitmen Pemda Kunci Sukses Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Avatar photo
Menko Infra, AHY ( kiri ) bersama Menteri PU,Dody saat Rakor Pengembangan infrastruktur Pengelolaan Sampah Terpadu ( foto : birkom PU)
Menko Infra, AHY ( kiri ) bersama Menteri PU,Dody saat Rakor Pengembangan infrastruktur Pengelolaan Sampah Terpadu ( foto : birkom PU)

Jakarta, SPNMenteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menegaskan pentingnya komitmen Pemerintah Daerah (Pemda) dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Hal ini disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Infrastruktur Pengelolaan Sampah Terpadu yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di Jakarta, Selasa (11/3/2025).

“Pemda harus mengambil peran utama melalui inovasi dan aktif melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah, khususnya dalam pemilahan sampah di tingkat rumah tangga,” ujar Menteri Dody.

Ia mencontohkan keberhasilan TPA Benowo Surabaya yang sukses mengubah sampah menjadi energi listrik serta TPA Banyumas yang memproduksi kompos dan bahan bakar Refuse Derived Fuel (RDF). “Komitmen dan inovasi Pemda adalah kunci utama dalam pengelolaan sampah. Masyarakat juga wajib berperan aktif dalam pemilahan sampah sejak dari rumah tangga,” jelas Menteri Dody.

Menteri Dody menyoroti tantangan tipping fee dalam pengelolaan sampah, dengan menyarankan penerapan kebijakan yang melibatkan semua pemangku kepentingan melalui konsep polluter pays principle (3P), di mana pihak yang menghasilkan sampah turut bertanggung jawab dalam menanggung biaya pengelolaan.

Rakor Pengembangan infrastruktur Pengelolaan Sampah Terpadu yang dipimpin Menko Infra Agus Harimurti Yudoyono ( foto : birkom PU)
Rakor Pengembangan infrastruktur Pengelolaan Sampah Terpadu yang dipimpin Menko Infra Agus Harimurti Yudoyono ( foto : birkom PU)

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, pemerintah menargetkan pengolahan 38% dari total sampah secara efektif. Upaya ini krusial guna mencegah terjadinya over capacity Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mengingat proyeksi volume sampah pada tahun 2045 diprediksi mencapai 82 juta ton per tahun.

“Kementerian PU hingga 2024 telah membangun 145 TPA dengan metode sanitary landfill, serta sejumlah fasilitas pengolahan sampah seperti TPS3R dan TPST menggunakan teknologi biokonversi, seperti Black Soldier Fly dan RDF, untuk memaksimalkan pengurangan volume sampah,” ungkapnya.

Menteri Dody juga menegaskan bahwa metode open dumping harus segera dihentikan karena berisiko tinggi mencemari lingkungan, sesuai rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup.

“TPS3R harus diterapkan secara konsisten di semua wilayah. Kota-kota besar dengan produksi sampah di atas 1.000 ton per hari akan diarahkan menggunakan teknologi Waste to Energy, sementara kota lain bisa menggunakan TPST atau TPA sanitary landfill,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *