“Kami ingin menciptakan sistem pembiayaan yang berkelanjutan agar pembangunan infrastruktur tidak terhambat oleh keterbatasan anggaran. Dengan model yang lebih fleksibel, kita bisa memastikan bahwa proyek-proyek strategis tetap berjalan dan memberikan manfaat luas bagi rakyat,” tutur Dody.
Selain fokus pada pembangunan fisik, Danantara juga diharapkan dapat mendukung proyek-proyek berbasis keberlanjutan, termasuk pengembangan energi hijau, sistem transportasi ramah lingkungan, dan digitalisasi infrastruktur.
Pemerintah menegaskan bahwa dalam setiap investasi yang masuk, aspek lingkungan dan keberlanjutan harus menjadi pertimbangan utama agar pembangunan yang dilakukan tidak hanya bermanfaat bagi generasi saat ini, tetapi juga untuk masa depan.
“Infrastruktur yang kita bangun harus memperhitungkan aspek keberlanjutan. Danantara harus menjadi instrumen yang mendukung pembangunan hijau dan inklusif, agar Indonesia dapat beradaptasi dengan tantangan global, termasuk perubahan iklim,” pungkas Dody.
Dengan kehadiran Danantara, Indonesia kini memiliki alat baru dalam mempercepat pembangunan infrastruktur berkualitas yang tidak hanya meningkatkan produktivitas ekonomi, tetapi juga membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat luas.
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto pada Senin (24/2) kemarin di Istana Negara secara resmi meluncurkan BPI Danantara sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam menarik investasi dari dalam maupun luar negeri. Lembaga ini akan berperan sebagai katalis utama dalam pembiayaan proyek-proyek vital seperti pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, hingga infrastruktur digital yang menjadi tulang punggung konektivitas nasional.