Jakarta ( SPN ) : Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono berpendapat Gencatan Senjata Israel dan Hamas di Gaza akan Ada Penurunan tedensi ketegangan kedua negara. Untuk itu Sugiono sangat mengapresiasi kesepakatan gencatan senjata tersebut.
” upaya ini telah didorong selama ini oleh Indonesia dan agar ada penurunan tendensi ketegangan dari kedua belah pihak. “Indonesia mengapresiasi kesepakatan gencatan senjata sesuai dengan yang selama ini terus kita dorong bersama dengan masyarakat internasional,” Hal tersebut dikutip melalui akun twitter atau X @Menlu_RI, Kamis (16/1/2025).
Lebih lanjut, Sugiono menilai bahwa perang yang telah terjadi sejak Oktober 2023 itu telah memberikan kekejaman dan menewaskan puluhan ribu warga Palestina. Kekejaman Israel di Palestina telah memakan korban puluhan ribu nyawa warga Palestina. Ini bukan statistik semata, setiap angka adalah nyawa manusia,” katanya.
Selanjutnya, dia menyebut bahwa penting agar kesepakatan gencatan senjata Gaza dilaksanakan segera dan secara komprehensif sehingga dapat mencegah bertambahnya jumlah korban.
Sugiono mengatakan, agar gencatan senjata bisa menjadi momentum mendorong perdamaian di Palestina. Ia juga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendukung Palestina yang merdeka dan berdaulat. “Saya tegaskan juga bahwa perdamaian tersebut hanya dimungkinkan, jika Palestina telah merdeka dan berdaulat, sesuai dengan solusi dua negara yang telah disepakati masyarakat internasional,” katanya.
Menurutnya, selain mendoroang upaya dengan two-state solution atau solusi dua negara yang telah disepakati masyarakat internasional. Indonesia juga siap berkontribusi kepada upaya pemulihan kehidupan bermasyarakat di Gaza, seperti bantuan kemanusiaan, dukungan terhadap peran badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), hingga upaya rekonstruksi Gaza.
“Indonesia juga siap berkontribusi kepada upaya pemulihan kehidupan bermasyarakat di Gaza, baik itu melalui bantuan kemanusiaan, dukungan terhadap peran UNRWA, ataupun upaya rekonstruksi Gaza,” ujar Sugiono.
Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata Gaza pada Rabu malam, yang menurut mediator akan berlaku pada Minggu (19/1/2025) Nantinya, kesepakatan ini termasuk pembebasan sandera yang ditahan di sana selama 15 bulan pertumpahan darah yang menghancurkan Gaza dan mengobarkan Timur Tengah.
Kesepakatan bertahap yang kompleks itu menguraikan gencatan senjata awal selama enam pekan dengan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza, di mana puluhan ribu orang telah tewas. Sandera yang diambil oleh kelompok pejuang Hamas, yang menguasai Gaza, akan dibebaskan dengan imbalan ribuan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.