Menjemput Berkah Ramadan: Saatnya Jiwa Kembali ke Cahaya

Avatar photo
Foto: Ilustrasi

Kesempatan Memohon Ampunan dan Mendekat pada Allah

Kadang kita bertanya, apakah ibadah kita diterima? Apakah dosa-dosa kita diampuni? Apakah kita benar-benar telah berubah setelah melalui Ramadan? Tetapi sesungguhnya, yang paling penting adalah bagaimana kita berusaha. Bagaimana kita terus melangkah, terus memperbaiki diri, terus mencari ridha-Nya, meskipun terkadang kita masih terjatuh dalam khilaf.

Rasulullah ﷺ bersabda:

📖 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari & Muslim)

Ramadan bukan hanya tentang satu bulan penuh ibadah, tetapi tentang bagaimana ia mengubah kita setelahnya. Jika setelah Ramadan kita masih menjaga lisan, masih menjaga hati, masih berbuat baik tanpa pamrih, maka itu tanda bahwa Ramadan benar-benar hadir dalam jiwa kita. Sebab ibadah sejati bukan hanya diukur dari banyaknya rakaat atau panjangnya doa, tetapi dari bagaimana ia mencerminkan akhlak kita dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita jalani Ramadan ini dengan sebaik-baiknya. Kita tidak tahu apakah ini akan menjadi Ramadan terakhir bagi kita. Maka jangan biarkan hari-hari di bulan suci ini berlalu tanpa makna. Jangan sia-siakan kesempatan untuk mendekat, untuk memohon ampun, untuk memperbaiki diri.

Di bulan yang penuh keberkahan ini, mari kita saling membantu, saling menguatkan, dan saling berbagi. Semoga setiap amalan yang kita lakukan diterima oleh Allah, dan semoga Ramadan ini benar-benar menjadi perjalanan menuju cahaya yang sesungguhnya.