*, Ekonomi  

Keberhasilan Kopdes Merah Putih Desa Aeng Batu-Batu, Membangun Harapan dan Kesejahteraan

Avatar photo
Gerai Sembako Kopdes/ kel Drsa Aeng Batu- batu berhasil meraih omzet 400juta. ( foto; humas Kemenkop)
Gerai Sembako Kopdes/ kel Drsa Aeng Batu- batu berhasil meraih omzet 400juta. ( foto; humas Kemenkop)

Makasar, SPN – Di Desa Aeng Batu-Batu, Kecamatan Cigasong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), ada sebuah unit bisnis baru berbentuk Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih. Koperasi ini bukan hanya muncul sebagai representasi antusiasme masyarakat terhadap komitmen pemerintah untuk membangun simpul perekonomian di desa melalui program Kopdes/ Kel Merah Putih.

Kehadiran koperasi ini seolah menjawab keresahan lama tentang mahalnya kebutuhan pokok, jauhnya akses layanan kesehatan, dan terbatasnya peluang usaha di pedesaan.

Koperasi Desa Merah Putih Aeng Batu-Batu ini memang tergolong baru tetapi tidaklah muncul secara instan. Namun koperasi ini tumbuh dari nol di tengah keterbatasan masyarakat di desa ini. Namun berkat tekad kuat pengurus dan dukungan masyarakat, serta budaya gotong royong pembentukan koperasi terwujud.

Manajer Bisnis dan Operasional Koperasi Desa Merah Putih Aeng Batu-Batu, Wahyudin Mapparetta menceritakan awal mula perjalanan panjang koperasi ini. Berawal dari pidato Presiden yang menyenggol soal pentingnya berkoperasi untuk mewujudkan kemandirian, kesejahteraan dan kedaulatan ekonomi masyarakat menjadi pemantik diskusi beberapa warga di Desa Aeng Batu-Batu.

Wahyudin mengatakan di awal pembentukan yang diawali dengan musyawarah desa, belum begitu banyak masyarakat yang tertarik apalagi melirik rencana ini. Beberapa waktu kemudian, berbekal komitmen yang tinggi dan dukungan dari pemerintah desa Aeng BatuBatu, perlahan – lahan simbol pendirian koperasi diwujudnyatakan dengan membangun Kantor Koperasi.

Baca Juga :  Mengutip Tak Lagi Gratis: Menuju Era Royalti Karya Jurnalistik
Kantor dan Gerai Kopdrs/ kel Merah Putih Desa Aeng Batu-Batu ( foto: humas Kemenkop)
Kantor dan Gerai Kopdrs/ kel Merah Putih Desa Aeng Batu-Batu ( foto: humas Kemenkop)

Dari sinilah warga masyarakat mulai melirik keseriusan pengurus dan perlahan jumlah anggota meningkat. “Kami memulai dengan mengajak masyarakat satu per satu untuk menanamkan uangnya dalam bentuk simpanan sukarela,” katanya. Dari situlah perlahan dana terkumpul untuk menjalankan roda koperasi.

Dengan bekal keberanian, koperasi ini kemudian didukung dana desa. Maka lahirlah gerai sembako, kantor KSP (Koperasi Simpan Pinjam) unit syariah, hingga klinik dan apotek desa. Semua dibangun agar manfaat langsung terasa oleh masyarakat. Hasilnya luar biasa, sejak launching pada Juli 2025, hanya dalam tiga hari operasional Koperasi Desa Aeng Batu-Batu mampu mencatat omzet Rp45–50 juta.

Berbekal capaian ini, Pengurus sempat yakin akan mampu membukukan omset hingga Rp500 juta per bulan. Sayangnya, perjalanan tidak selalu mulus sesuai harapan dan ambisi. Masalah distribusi bahan pokok yang dijual melalui Gerai Sembako sempat membuat roda usaha tersendat. Namun Wahyudin dan pengurus koperasi lainnya mensiasati dengan komunikasi intensif kepada pemasok sehingga hambatan itu perlahan bisa teratasi.