Kak Toto juga menjadi salah satu inisiator Festival Bebas Batas Art Brut Indonesia yang mempertemukan seniman berkebutuhan khusus dari berbagai negara.
Ia juga terlibat dalam proyek mural bersama anak-anak berkebutuhan khusus di halte busway Kampung Melayu, bus Transjakarta, dan Galeri Nasional.
Sebagai seorang mentor, pengajar, dan aktivis seni inklusif, Kak Toto terus berupaya mendorong pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan pendidikan seni bagi anak berkebutuhan khusus.
“Saya percaya bahwa seni bukan hanya media ekspresi, tetapi juga sarana untuk membangun jembatan inklusi dan keberagaman di masyarakat,” katanya.
Melalui kerja keras dan dedikasinya, ia berharap dapat menciptakan ekosistem seni yang lebih ramah dan terbuka bagi semua individu, tanpa terkecuali.(Lasman )