Sayangnya, kata Ghufron, hingga kini kesadaran masyarakat terhadap biaya kesehatan yang sebenarnya masih rendah. Banyak yang beranggapan layanan kesehatan gratis, padahal biaya perawatan di fasilitas kesehatan cukup tinggi. “Orang kan tidak tahu kalau kesehatan itu mahal. Harusnya, umpamanya ke rumah sakit itu habis sekian. Terus siapa yang bayarin? Kan gitu. Kan orang tidak tahu, tahunya gratis. Padahal mahal, kesehatan dimanapun itu mahal. Tidak ada kesehatan yang murah,” tegas Ghufron.
Ia menilai, tantangan utama bukan hanya pada aspek pembiayaan, tetapi juga pada literasi masyarakat tentang nilai ekonomi dari kesehatan. “Masalahnya di situ, orang tidak tahu,” ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah bersama BPJS Kesehatan disebut tengah mengkaji formula keberlanjutan pendanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), termasuk melalui evaluasi iuran agar sistem tetap berdaya dukung tanpa mengurangi akses layanan bagi peserta.
Sekedar informasi, pemerintah merencanakan kenaikan iuran BPJS di tahun 2026 seperti yang tertuang pada Buku II Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan Negara (RAPBN) 2026 setelah lima tahun ini tidak mengalami kenaikan.