Harga Pangan di Kota Tangerang Selatan Meroket Tinggi, Minyak.Goreng Urutan Pertama

Avatar photo

Kota Tangerang Selatan- Harga pangan dan kebutuhan pokok (sembako) di.Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten meroket tinggi.Khusus untuk minyak goreng kemasan menduduki urutan pertama.

Demikian pantauan wartawan harianterbit.news dan sinarpagi.news pada beberapa pedagang (penjual) lapak dan pasar tradisionaldi kawasan Kota Tangerang Selatan pada Selasa pagi (21/1/2025).

“Wah makin pahit Mas.Sulit cari untung dalam situasi sekarang.Kadang saya bingung menjualnya karena harga terus naik.melambung tinggi ” keluh Nuryatin, seorang pedagang lapak.sayur mayur di Jln.Melati, Perum Pamulang Permai I.pada Selasa pagi (21/1/2025).

Menurut pedagang asal Pacitan ini harga.minyak goreng ‘kemasan’ terus meroket harga dari semula Rp 14.000/liter-Rp 18.000/liter, sekarang menjadi Rp 27.000 sampai Rp 28.000 ribu.

“Minyak.goreng bimoli, contohnya, naik tinggi biasa Rp 15.000 per liter, naik sampai mencapai Rp 28.000 per.liter.Tiap hari rasanya naik sebesar Rp 5.000.Pusing saya menjualnya,” katanya dengan nada suara mengeluh.

Menjawab pertanyaan wartawan harianterbit.news dan sinarpagi.news apakah untuk harga pangan.lainnya seperti sayur.mayur juga ada kenaikan ?

” Ada, Mas. Kalau terus menerus harga pangan naik makin sulit cari untung.Untung dengan.omzet sehari Rp 100.000 sdh bersyukur, tetapi sekarang sangat sulit cari untung Rp 200.000 sehari,” ucap wanita.kelahiran tahun 1973 yang suaminya adalah seorang buruh bangunan ini.

Dijelaskan harga cabai.merah per kilo sdh naik.menjadi Rp 55.000,-cabai rawit Rp 65.000,-dan bawang merah Rp 40.000 per kilo.

Sementara kentang dari Rp 15.000 per kilo naik.menjadi Rp 18.000.sampai Rp 20.000 per kilo..Wortel dari dari Rp 15.000 per kilo menjadi Rp 20.000 per kilo.

“Untuk harga telur turun dari Rp 37.000 per kilo menjadi Rp 25.000 per kilo.Kalau harga.sayur.mayur yang lain seperti terong, sawi hijau, kangkung, bayam, ketimun, dan sebagainya harganya.masih.stabil,” katanya.

MAKIN SULIT MENJUALNYA

Ibu Enni, seorang penjual warung ‘kopi’ yang menyajikan makanan gorengan (tahu, tempe, pisang goreng, dan tape goreng) dan rokok mulai “kelimpungan” dengan.makin meroketnya harga minyak goreng kemasan.

“Saya makin bingung, Pak, dengan harga minyak goreng naik terus, apakah saya bisa naikkan harga gorengan dari Rp 2 ribu jadi Rp 3 ribu.Nanti.malah enggak ada yang beli, rugi dong saya,” keluhnya.

Kecemasan Ibu Enni-yang telah memiliki tiga orang cucu ini- makin menjadi-jadi ketika harga kopi dan gula ikut naik tinggi.

“Apalagi harga rokok, tiap hari naik,” selanya.