Kepulauan Seribu, SPN – Kunjungan kerja Anggota DPD RI Fahira Idris ke SDN Pulau Panggang 02 Pagi, Senin (11/08/2025), membuka fakta miris. Program Makan Bergizi (MBG) yang digadang-gadang mampu meningkatkan kualitas kesehatan dan belajar siswa, ternyata belum merata di seluruh Kepulauan Seribu.
Hingga kini, program tersebut baru menyentuh Kelurahan Pulau Panggang, sementara ribuan anak di kelurahan lain hanya bisa mendengar cerita kebermanfaatannya tanpa merasakannya langsung.
“Ini ketimpangan yang tidak boleh dibiarkan. Semua anak di Kepulauan Seribu punya hak yang sama untuk mendapatkan gizi seimbang. Jangan biarkan mereka hanya jadi penonton,” tegas Fahira dengan nada prihatin.
Fahira mengungkapkan, suara itu datang bukan dari dirinya saja, tetapi dari para siswa yang ditemuinya. “Mereka dengan polos mengatakan ingin juga mendapatkan makan bergizi di sekolahnya. Ini pesan yang sangat kuat, yang seharusnya menggugah hati pemerintah,” ujarnya.
Menurut Fahira, alasan logistik atau jarak antar pulau seharusnya bukan penghalang. “Kalau ada kemauan, pasti ada jalan. Jangan sampai geografis dijadikan alasan untuk membeda-bedakan pelayanan publik,” sindirnya.
Politisi yang dikenal vokal ini juga mendorong Pemprov DKI Jakarta dan Pemkab Kepulauan Seribu untuk segera merumuskan langkah konkret. “Kita bicara soal masa depan anak bangsa. Kesehatan mereka hari ini menentukan kualitas SDM kita di masa depan,” kata Fahira.
Ia bahkan menawarkan konsep agar menu MBG memanfaatkan potensi lokal. “Kepulauan Seribu kaya hasil laut. Bayangkan kalau menu makan bergizi diisi ikan segar dari nelayan lokal. Anak-anak sehat, nelayan pun sejahtera,” paparnya.
Ketidakmerataan ini, tegas Fahira, adalah bentuk ketidakadilan yang harus segera diselesaikan. “Kalau pemerintah bisa memastikan keadilan infrastruktur, maka keadilan gizi juga harus jadi prioritas,” tambahnya.
Kunjungan Fahira diakhiri dengan ajakan tegas: “Mari kita wujudkan MBG merata di semua sekolah Kepulauan Seribu. Jangan tunggu anak-anak kita kehilangan kesempatan emas hanya karena mereka lahir di pulau yang jauh dari pusat kota.”