PADANG-International Minangkabau Literacy Festival( IMLF), yang diikuti 24 negara, semakin hari semakin menunjukkan taringnya di sastra dunia.
Banyak sastrawan besar di negaranya masing- masing mengambil peran dalam event literasi terbesar dunia ini yang akan berlangsung di Padang, Indonesia, dari 8 hingga 12 Mei 2025.
Pada IMLF ke tiga ini dunia sastra nusantara serta seluruh delegasi dari banyak negara akan menyaksikan peluncuran sebuah antologi puisi terbaru berjudul “Simbiosis” pada 9 Mei 2025 dalam acara bergengsi tersebut.
Antologi puisi “Simbiosis” menghimpun 124 puisi karya 64 penulis dari Malaysia dan Indonesia, menampilkan beragam tema dengan nilai seni dan pemikiran yang mendalam.
Disunting oleh Dato’ Hashim Yaacob dan Harlym Yeo, buku ini menghadirkan pengalaman, suara, serta gagasan para penulisnya, menjadikannya sebagai sebuah karya yang menghubungkan dunia sastra dengan berbagai disiplin ilmu.
Festival IMLF-3, yang terus berkembang sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2023, dihadiri delegasi dari 24 negara, yakni , Australia, Bangladesh, China, Kroasia, Siprus, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Jepang, Kurdistan, Selandia Baru, Rusia, Spanyol, Swiss, Slovenia, Tunisia, Inggris, Uzbekistan, dan Vietnam.
Termasuk Malaysia dan Indonesia sendiri yang merancang kerjasama simbiosis sesuai judul buku tersebut.
Kehadiran penulis serta pemikir sastra dari berbagai latar belakang menjadikan festival ini sebagai ajang penting untuk pertukaran gagasan dan apresiasi terhadap dunia kesusastraan.
Sebagai bagian dari program festival, sesi bincang buku Simbiosis juga dijadwalkan, menghadirkan dua tokoh sastra terkemuka, yaitu Dato’ Hashim Yaacob dari Malaysia dan Dr. Saunir Saun dari Indonesia.
Sesi yang akan dimoderatori oleh Harlym Yeo ini akan membahas nilai estetika serta wacana pemikiran dalam antologi tersebut.
Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan perspektif yang mendalam tentang perkembangan puisi modern di kawasan ini.
Professor Hashim Yaacob dan Harlym Heo, berharap dengan festival IMLF-3 sebagai panggung peluncurannya, Simbiosis tidak hanya merayakan keindahan puisi, tetapi juga menjadi simbol eratnya hubungan antara sastrawan Malaysia dan Indonesia dalam memperkukuh tradisi kesusastraan serumpun yang telah lama terjalin.
Seorang Sastrawan Negara terkenal di Malaysia Dato’ Rahman Shaari – memberikan ulasan dalam kata pengantar- buku antologi puisi “Simbiosis” tersebut.
“Saya menganggap upaya penghimpunan dan penerbitan buku ini sebagai langkah yang baik karena memberikan manfaat besar dalam menambah khazanah puisi berbahasa melayu. Siapa saja yang ingin menikmati seni puisi yang beragam, sebaiknya membaca buku ini,”ujarnya.